ARTIKEL

Kota Di Selandia Baru Dengan Gua Labirin Bawah Tanah

02 May 2024 | 18:33:49 | 501 Pengunjung | 0 Komentar
no-img

Auckland adalah kota terbesar di Selandia Baru dan di bawahnya terdapat jaringan gua lava yang luasnya hampir meliputi seluruh kota.

Sebuah lapangan di Auckland tengah, Selandia Baru, terdapat pintu masuk ke gua lava yang kemungkinan terbentuk 70.000 tahun yang lalu, satu di antara ratusan gua yang terletak di bawah kota.

Proyek pemetaan baru selalu dilakukan dengan ditemukannya gua baru setiap bulannya, untuk menunjukkan keberadaan gua tersebut secara tepat.

Menurut Kate Lewis, pakar geo-heritage di dewan Auckland, status Auckland sebagai kota yang dibangun diatas lahan vulkanik aktif benar-benar sangat istimewa dan tidak biasa. Hal ini menjadikannya semakin penting dan menantang untuk mengalokasi dan melindungi gua-gua yang terbentuk setelah letusan.

Bebatuan menutupi dasar gua yang berusia 70.000 tahun, lumut dan pakis menempel di lubang setinggi 10 kaki (3 m) yang akan terbentuk dengan cepat begitu letusan dimulai.

Gua-gua yang sekarang menjadi kota ini telah terbentuk dalam kurun waktu 200.000 tahun, dan gua terbaru terbentuk setelah letusan Rangitoto (satu-satunya gunung di Auckland yang meletus dua kali) sekitar 550 tahun yang lalu.

‘Gua lava adalah tabung lava kosong yang berkembang selama pengangkutan lava cair yang biasanya berupa cairan’, jelas David Clague, ahli vulkanologi di Monterey Bay Aquarium Research Institute di California.

Selama letusan, batuan cair mengalir ke permukaan bumi, bergerak menurun sebelum mendingin dan membentuk kerak.

Gua terpanjang di Auckland mencapai 290m (957 kaki). Di AS, angka tersebut mendekati 4 km (2,5 mil), dengan Gua Kera di Taman Nasional Gifford di Washington yang merupakan gua terpanjang di Amerika Utara.

Versi AS, yang dapat ditemukan di negara-negara termasuk Hawaii, California (tempat Monumen Nasional Lava Beds berada), New Mexico, Oregon, Utah dan Arizona, bahkan lebih rumit daripada versi Antipodean mereka. Beberapa diantaranya memiliki cabang dan persimpangan.

Gua lava bukan hanya sekedar keistemawaan geologis, namun juga memiliki makna dan budaya selama ribuan tahun. Di Gua Bobcat di Idaho, penelitian menunjukkan bahwa penduduk asli Amerika menggunakan bangunan tersebut sebagai lemari es di masa-masa sulit, sebagai tempat untuk mengawetkan daging buruan selama masa perburuan.

Bagi suku Maori, suku yang pertama kali menetap di Selandia Baru sekitar abad ke-13, sejumlah gua di Auckland dianggap suci dan digunakan sebagai tempat pemakaman jenazah manusia (atau Koiwi). Namun, sejak awal tahun 1800-an, ketika negara tersebut dibentuk dan diberi kekuasaan kedaulatan Inggris, Koiwi yang ditemukan telah dicuri untuk koleksi pribadi dan untuk kebutuhan museum, bahkan sampai ke Inggris atau AS.

Hal ini menunjukkan kurangnya kepedulian atau pemahaman untuk menghormati situs-situs tersebut.

Selain masalah akibat ulah manusia, ada juga masalah geologis, Auckland memiliki potensi letusan gunung berapi. Untuk mencegah bencana di masa depan, terdapat pemantauan aktif dan rencana darurat yang dirancang oleh Devora (Penentuan Risiko Vulkanik di Auckland, didanai oleh Komisi Gempa Bumi dan Dewan Auckland).

Tidak yakin di mana letusan berikutnya akan terjadi, Devora telah memetakan tujuh skenario berbeda di berbagai wilayah Auckland, jadi jika terjadi letusan, seperti apa letusannya? Bagaimana perilaku gunung berapi tersebut? Apa masalah evakuasinya? Apa yang akan terjadi? menjadi masalah bagi infrastruktur? Pihak berwenang menanggapi hal ini dengan serius, karena peluang terjadinya hal ini sangat kecil dalam seumur hidup seseorang, namun dampaknya akan sangat besar.

MUNGKIN KAMU JUGA TERTARIK :
ARTIKEL TERKAIT
KOMENTAR
Terdapat 0 respon untuk artikel "Kota Di Selandia Baru Dengan Gua Labirin Bawah Tanah".
Belum ada komentar untuk artikel ini, tulis komentar Kamu sekarang.
Tulis Komentar Biar Ramai
Alamat email Kamu tidak akan ditampilkan atau disebarluaskan.





This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.