Yang Terjadi Pada Tubuh Ketika Berhenti Berhubungan Seks
Bagi individu yang kehidupan seksualnya aktif lalu tiba-tiba menjadi pasif, hal itu dapat berimbas pada tubuh dan pikiran.
Beberapa individu dapat menjadi lebih emosional seperti mudah tersinggung dan gelisah, sementara beberapa individu yang lain mungkin akan lebih bertambah bergairah, tanpa ada cara yang tepat untuk meredakannya.
Sedangkan beberapa individu yang lain mungkin tidak merasakan perbedaan sama sekali, alias tidak masalah sama sekali.
Namun, pada titik manakah aktivitas pasif tersebut mempengaruhi seorang individu? Sedangkan berhubungan seks mempunyai dampak nyata bagi emosi seseorang? Menurut pertimbangan Christine Rafe, seorang pakar sex and relationship untuk Womanizer.
Bagaiman Perubahan Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seks?
“Meskipun ada manfaat secara fisik, emosional, dan psikologis saat rutin melakukan aktivitas seksual, bukan berarti ada konsekuensi negatif ketika berhenti melakukan aktifitas tersebut,” kata Rafe.
Namun, seorang individu mungkin akan mengalami apa yang oleh para ahli sebut sebagai “dekondisi”, yang pada dasarnya menjadi kurang siap untuk melakukan hubungan seksual.
“Dengan cara yang sama kita mungkin mengalami kurangnya rasa percaya diri, ketegangan otot, dan penurunan kondisi secara keseluruhan, orang yang berhenti berhubungan seks dalam waktu lama mungkin mengalami penurunan kondisi saat melakukan aktivitas seksual, dan mendapati bahwa mereka mungkin akan mengalami ketegangan otot atau rasa sakit, kesulitan mengendalikan ejakulasi dan hilangnya kepercayaan diri dalam aktivitas seksual,” kata Rafe, sambil menekankan bahwa kondisi tersebut bukanlah perubahan biologis jangka panjang.
Manfaat Seks
Menurut Rafe, tidak ada penelitian substantif atau bukti yang menyimpulkan bahwa ada dampak negatif terhadap kesehatan bagi seseorang yang memilih untuk tidak berhubungan seks, atau berhenti berhubungan seks, namun tentu ada keuntungan bagi mereka yang memilih melakukannya.
“Hormon yang dilepaskan selama menikmati aktifitas seksual, seperti Oksitosin, Endorfin, Serotonin, dan Dopamin, adalah zat kimia yang dapat membuat seorang individu merasa bahagia atau senang, dapat meningkatkan suasana hati dan energi, bahkan mampu meningkatkan motivasi,” kata Rafe.
Demikian pula, aktivitas dan kesenangan saat melakukan aktifitas seksual dapat membantu menurunkan stres dengan mengurangi kadar Kortisol.
Dalam hal hubungan, bagi banyak orang, seks adalah bagian penting dalam membentuk keintiman dan kedekatan dengan pasangannya.
Meskipun seks dapat memicu hal positif pada tubuh dan pikiran, namun ada cara lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan fisik, relasional, dan psikologis tanpa harus melakukan hubungan seks.
Bagaimana Mendapatkan Manfaat Seks, Tanpa Harus Berhubungan Seks
“Tidak merasakan kenikmatan seksual bukan berarti seorang individu tidak bisa merasakan manfaat yang sama seperti seseorang yang melakukan aktivitas seksual,” kata Rafe.
Menurut Rafe, hormon-hormon yang membentuk perasaan bahagia dan senang, dapat diproduksi melalui banyak aktivitas seperti menari, pijat, meditasi, menyanyi, mendengarkan musik, tertawa, mengalami sesuatu yang baru yang cukup menantang.
Juga dapat dengan melalui hubungan non-seksual, seperti pelukan, kontak mata, berpegangan tangan, melakukan percakapan yang bermakna, dan merasa didengarkan.
Demikian pula, “meskipun kenikmatan dalam aktivitas seksual dapat mengurangi hormon stres Kortisol, hormon yang dapat memengaruhi suasana hati dan sistem kekebalan tubuh, cara lain yang dapat seorang individu lakukan untuk mengurangi Kortisol adalah dengan meditasi, olahraga, tidur, makan sehat,” kata Rafe.
Sementara itu, bentuk keintiman hubungan lain bisa berupa sentuhan dan kasih sayang non-seksual, “hubungan emosional dan segala sesuatu yang mendukung sorang individu untuk merasa aman dan didukung oleh orang lain,” tambahnya.